Langsung ke konten utama

MADRASAH NISAIYAH: MENEMUKAN ARAH DAN PERCAYA DIRI

“Menemukan Arah dan Percaya Diri”

Diselenggarakan oleh Departemen Pemberdayaan Keperempuanan ITHLA DPW II (DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten)

Bandung, 26 Oktober 2025Departemen Pemberdayaan Keperempuanan ITHLA DPW II sukses menyelenggarakan kegiatan Madrasah Nisaiyyah bertema “Menemukan Arah dan Percaya Diri”. Acara yang berlangsung melalui Zoom Meeting mulai pukul 19.20 WIB hingga selesai ini menghadirkan dua narasumber inspiratif: Nurul Fahmi, M.Hum (Dosen PBA UIN IUQI) dan Rafidah Azzahrah (Duta UIN Jakarta dan Duta Kampus Banten, serta Best Speech Miss Hijab Jakarta 2024).

Acara dipandu oleh Febylanti sebagai MC yang merupakan anggota Departemen Pemberdayaan Keperempuanan DPW II ITHLA, dan diawali dengan sambutan hangat dari Ketua Departemen Pemberdayaan Keperempuanan oleh Siti Lilim Iklimah sekaligus mewakili Ketua Umum DPW II ITHLA yaitu Rabiatul Adawiyah, S.Pd. Dua moderator, Mila Nurmala Azaqiah dan Tazkiya Rahmi Azizah, turut memandu jalannya diskusi dengan suasana yang interaktif, reflektif, dan penuh semangat keperempuanan.

Sesi pertama dibuka dengan renungan dari Ibu Nurul Fahmi, M.Hum, yang mengajak peserta untuk memahami arah hidup sebagai proses yang tidak selalu lurus. “Arah hidup tidak selalu linear — kadang kita perlu berbelok, berhenti sejenak, lalu menemukan makna baru,” ungkapnya.

Dalam paparannya, beliau mengajak para Muslimah untuk merenungi tiga pertanyaan penting:

  1. Nilai dan prinsip apa yang paling dipegang dalam hidup?

  2. Siapa sosok yang menginspirasi arah kehidupan? dan

  3. Apa langkah kecil yang bisa dilakukan untuk mendekatkan diri pada visi besar hidup?

Ibu Nurul menekankan bahwa arah hidup yang benar bukan yang paling cepat, tetapi yang paling bermakna. Ia juga menyoroti pentingnya visi hidup sebagai kompas dan energi spiritual yang menuntun setiap langkah. Seorang Muslimah, menurutnya, harus memiliki nilai dasar seperti kejujuran, integritas, rasa malu dan kehormatan diri, serta keseimbangan antara karir dan keluarga.

Beliau menutup sesinya dengan pesan mendalam, “Temukan makna dalam setiap perjalanan, karena arah hidup bukan tentang sampai di mana, tapi tentang siapa yang kita jadi dalam proses menuju sana.”

Lalu dilanjut ke sesi kedua bersama Rafidah Azzahrah menghadirkan suasana yang hangat dan penuh motivasi. Dalam pemaparannya berjudul “Percaya Diri tanpa Kehilangan Nilai Diri sebagai Muslimah,” ia menekankan bahwa kepercayaan diri bukan tentang tampil paling menonjol, tetapi tentang memahami nilai diri yang sesungguhnya.

Mengutip QS. Al-Isra ayat 70, Rafidah menegaskan bahwa setiap manusia telah dimuliakan oleh Allah. Oleh karena itu, seorang Muslimah tidak seharusnya merasa minder atau insecure. “Percaya diri bukan untuk pamer, tapi untuk menunjukkan bahwa kita siap berproses dengan nilai yang kita miliki,” ujarnya.

Rafidah juga mengajak peserta menemukan personal style sebagai bentuk ekspresi diri yang tetap berakar pada nilai Islam. Ia menganalogikan perempuan seperti pohon: akar sebagai nilai-nilai Islam, batang sebagai kepribadian, dan daun serta bunga sebagai gaya dan karya.

Untuk memperkuat rasa percaya diri, ia berbagi lima mindset penting:

  1. Yakini bahwa “Aku pantas berada di sini.”

  2. Pahami bahwa setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan.

  3. Gagal itu wajar — yang penting tidak berhenti berproses.

  4. Jangan mencari validasi dari orang lain.

  5. Fokuslah pada kemajuan, bukan kesempurnaan.

Sesi kedua ini ditutup dengan kalimat yang memotivasi seluruh peserta, “Cantik itu bukan hanya tampak, tapi juga dampak. Jadilah perempuan yang membangun dirinya, imannya, dan masa depannya.”



Begitulah acara ini sukses diselenggarakan dan menjadi wadah refleksi yang bermakna bagi para Muslimah muda untuk mengenal arah hidup, meneguhkan nilai, serta menumbuhkan kepercayaan diri tanpa kehilangan jati diri Islami.

Dengan semangat kolaborasi dan pembelajaran, DPW II ITHLA berharap kegiatan ini menjadi langkah kecil namun berarti dalam membentuk perempuan berdaya, berilmu, dan berakhlak.


Salam ITHLA!

Haa Ana Dza💜🖤










 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan Tamanni dan Taroji dari Segi Nahwu dan Balaghoh

Oleh : Faizan Nesen (FDI UIN JAKARTA) & Aghnin Khulqi (BSA UIN JAKARTA) Dalam ilmu nahwu, ketika sampai pada bab إن وأخواتها kita pasti akan menemui lafadz   ليت  dan لعل . Mau tidak mau, hal ini nantinya akan mengantarkan kita untuk mengenal istilah tamanni dan taroji. Berangkat dari hal ini, penulis hendak berbagi pengalaman serta pemikiran yang mungkin nantinya bisa dijadikan obrolan menarik di forum warkop sederhana atau bahkan dapat diangkat sebagai tema diskusi dan kajian mingguan. Namun, sebelum melangkah lebih jauh, mari kita mengenal terlebih dahulu sebenarnya apa sih tamanni dan taroji itu? Tamanni secara bahasa menurut mu’jam al wasiith bermakna قدره وأحب أن يصير إليه yang artinya kurang lebih menginginkan sesuatu terjadi. Sedangkan dalam istilah nahwu tamanni bermakna   طلب ما لا طمع فيه أو ما فيه عسر yang artinya meminta perkara yang tidak mungkin diharapkan atau sulit diwujudkan (tidak mungkin terjadi). Untuk lebih jelasnya, mari kit...

KEMAH BAHASA ARAB 2025 DPW 2 ITHLA: MERETORASI BAHASA ARAB SEBAGAI IDENTITAS PERADABAN DALAM DIALEKTIKA BUDAYA DAN TEKNOLOGI

Majalengka, 03 Agustus 2025 — Dalam rangka memperkuat peran Bahasa Arab sebagai identitas peradaban di era disrupsi digital, Ittihadu Thalabah al-Lughah al-‘Arabiyyah   bi indunisiya  (ITHLA) DPW 2 sukses menggelar Kemah Bahasa Arab selama tiga hari, terhitung dari tanggal 01 sampai dengan 03 Agustus 2025. Acara ini mengusung tema besar “Merestorasi Bahasa Arab sebagai Identitas Peradaban dalam Dialektika Budaya dan Teknologi”. Acara ini berlangsung di dua lokasi utama, yaitu Auditorium Pascasarjana Lt.3 UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon (UIN SSC) dan Bumi Perkemahan BCA Baligo, Majalengka. Kegiatan dimulai dengan Opening Ceremony yang turut dihadiri oleh tokoh penting akademik: Ketua Jurusan BSA UIN SSC, Erfan Ghazali, M.Si., serta Rektor UIN SSC, Prof. Dr. H. Aan Jaelani, M.Ag. Keduanya menyampaikan sambutan inspiratif mengenai urgensi pelestarian bahasa Arab di tengah tantangan zaman. Tak lupa Sekretaris Jurusan BSA UIN SSC, Rijal Mahdi, Lc., M.A. Sekretaris Jurusan PBA UIN ...

KEPENULISAN ILMIAH : MENEMBUS JURNAL NASIONAL DAN INTERNASIONAL

  Diselenggarakan oleh Departemen Penelitian dan Pengembangan (Litbang) ITHLA DPW II (DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten) Minggu, 12 Oktober 2025 - Departemen Penelitian dan Pengembangan (Litbang) ITHLA DPW II sukses menyelenggarakan Webinar Kepenulisan Ilmiah pada pukul 13.00 WIB secara daring via zoom. Acara ini diisi dengan pemateri yang luar biasa yaitu Dr. Fatchiatuzahro, M.Pd.I, Ketua Prodi Pendidikan Bahasa Arab IUQI Bogor. Bersama moderator yang memandu sesi diskusi kali ini, Muhammad Ridwan yang merupakan anggota Dept. Penelitian dan Pengembangan, acara ini berjalan dengan lancar. Webinar kali ini tak kalah seru dari webinar-webinar sebelumnya, dimana webinar kali ini juga sukses menarik antusiasme yang tinggi dan tujuan dilaksanakan webinar ini juga berhasil tersampaikan. Tujuan utamanya yakni membekali peserta dengan pengetahuan dan keterampilan praktis yang esensial dalam kepenulisan ilmiah, dengan fokus utama pada strategi untuk mempublikasikan hasil penelitian atau kajia...