Langsung ke konten utama



Kupas Tuntas Buku “Engkau Puisiku” Karya Aghnin Khulqi


Ahad (17/5) Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) II ITHLA kembali merealisasikan program kerjanya yang berbasis daring (online). Mengingat situasi dan kondisi yang belum kondusif sejak meluasnya COVID-19 di Indonesia dan sampai sekarang melihat fakta yang terjadi di lapangan Pemerintah belum bisa menyatakan kondisi aman dari penyakit covid-19 tersebut.  Maka pengurus DPW II tetap konsisten menjalankan programnya dengan memanfaatkan teknologi yang ada sekarang ini.

Kali ini Departemen Penelitian dan Pengembangan (LITBANG) menghadirkan program bedah buku sebagai upaya peningkatan mutu literasi khususnya bagi mahasiswa-mahasiswa bahasa Arab. Terkait pentingnya literasi itu sendiri, pihak Pemerintah telah lama mensosialisasikan kepada khalayak umum. Hingga sekarang ini telah banyak terbentuk komunitas-komunitas yang turut mendukung upaya Pemerintah tersebut seperti komunitas membaca dan menulis.

Adapun buku yang dikupas pada kegiatan bedah buku ini merupakan karya yang dibuat oleh seorang sarjana muda lulusan Bahasa dan Sastra Arab, Aghnin Khulqi S.Hum. Buku قصيدتي انت yang jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi “Engkau Puisiku” merupakan buku karangan keduanya setelah berhasil meluncurkan buku pertamanya yang berjudul  حين أقول أحبك (Ketika Aku Berkata “Aku Mencintaimu”)  Buku ini berisi puisi-puisi yang bergenre romance dengan dua bahasa yakni bahasa Arab dan Indonesia.

Penulis juga turut menceritakan tentang inspirasinya dalam menekuni dunia kepenulisan buku. Di samping ia memang sebagai mahasiswa Sastra yang tentunya banyak “bermain” dengan buku-buku, juga berawal dari kesukaannya membaca yang kemudian diimplementasikan menjadi sebuah karya. Kini bukunya itu telah diterbitkan dalam jumlah yang banyak dan tentunya juga dapat menjadi bahan referensi khususnya bagi mahasiswa-mahasiswa yang satu jurusan dengan penulis.

Banyak pembelajaran dan pengalaman yang bisa diambil oleh para peserta bedah buku kemarin. Diantaranya tips dan trik yang diberikan oleh pemateri dalam membuat karya tulis terutama karya sastra dalam bahasa Arab. Paham terhadap ilmu nahwu dan shorof yang memang merupakan ilmu dasar dalam mempelajari bahasa Arab menjadi kunci awal yang harus dimiliki. Hal tersebut akan memudahkan dalam membolak balikan kosa kata, hingga tulisan (puisi) yang dibuat dapat sesuai dengan aturannya. Karena sebagaimana yang kita ketahui umumnya bahwa karya sastra puisi dibuat dengan mengutamakan kemampuan memainkan/mengolah kata-kata.

Antusias peserta bedah buku kali ini begitu terasa dan juga dengan latar belakang instansi yang berbeda-beda. Kegiatan tersebut dipandu oleh seorang moderator, Dwi Cahyani Putri. Ia juga selaku anggota Departemen Litbang DPW II. Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 16.00 WIB itu dapat berjalan dengan lancar sampai dengan selesai. Dan akhirnya, harapan dari pelaksanaan kegiatan ini dapat melahirkan kader-kader ITHLA yang berkompeten dalam karya tulis menulis dan meningkatnya mutu literasi di negeri tercinta ini umumnya.

Komentar

  1. Kegiatan yang sangat bermanfaat, semoga lebih banyak kegiatan2 seperti ini

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan Tamanni dan Taroji dari Segi Nahwu dan Balaghoh

Oleh : Faizan Nesen (FDI UIN JAKARTA) & Aghnin Khulqi (BSA UIN JAKARTA) Dalam ilmu nahwu, ketika sampai pada bab إن وأخواتها kita pasti akan menemui lafadz   ليت  dan لعل . Mau tidak mau, hal ini nantinya akan mengantarkan kita untuk mengenal istilah tamanni dan taroji. Berangkat dari hal ini, penulis hendak berbagi pengalaman serta pemikiran yang mungkin nantinya bisa dijadikan obrolan menarik di forum warkop sederhana atau bahkan dapat diangkat sebagai tema diskusi dan kajian mingguan. Namun, sebelum melangkah lebih jauh, mari kita mengenal terlebih dahulu sebenarnya apa sih tamanni dan taroji itu? Tamanni secara bahasa menurut mu’jam al wasiith bermakna قدره وأحب أن يصير إليه yang artinya kurang lebih menginginkan sesuatu terjadi. Sedangkan dalam istilah nahwu tamanni bermakna   طلب ما لا طمع فيه أو ما فيه عسر yang artinya meminta perkara yang tidak mungkin diharapkan atau sulit diwujudkan (tidak mungkin terjadi). Untuk lebih jelasnya, mari kit...

Mahasiswa Bahasa Arab UIN Syarif Hidayatullah Memperingati Hari Bahasa Arab Sedunia

Mahasiswa Bahasa Arab UIN Syarif Hidayatullah Memperingati Hari Bahasa Arab Sedunia Bahasa Arab adalah bahasa yang tertua dan abadi seiring dengan keabadian al quran hingga hari kiamat nanti yang menggunakan Bahasa Arab. Bagi umat muslim Bahasa Arab adalah bahasa yang mendarah daging dengan islam, kenapa begitu? Karena al quran berbahasa Arab, sholat menggunakan bacaan yang berbahasa Arab, berdoa dengan Bahasa Arab, hampir semua hal yang berhubungan dengan islam tak lepas dari Bahasa Arab. Bahasa Arab ini digunakan oleh 22 Negara anggota UNESCO. Penuturnya lebih dari 422 juta orang menyebar di penjuru dunia. Dari sini UNESCO memandang penting Bahasa Arab ini bukan hanya alat komunikasi orang Arab saja tetapi juga menjadi jembatan yang memungkinkan terjadinya hubungan erat antar masyarakat. Oleh karena UNESCO menetapkan tanggal 18 Desember sebagai hari peringatan Bahasa Arab sedunia. Sebagai organisasi mahasiswa Bahasa Arab, ITHLA (ittihadu atholabah al-lughoh...